PESTISIDA ORGANIK


PESTISIDA ORGANIK


Pestisida organik (biopesticide) merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Saat ini pestisida organik banyak mendapatkan perhatian sebagai salah satu usaha ke arah pengembangan teknologi pertanian alternatif. Banyak diantara usaha ke arah pengembangan teknologi pertanian alternatif. Banyak diantara usaha mencari teknologi alternatif tersebut masih dalam taraf uji laboratorium, atau percobaan skala lapangan.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengganti pestisida sintetik (kimia), salah satunya dengan mengembangkan pestisida organik ini terutama untuk mengatasi masalah hama dan penyakit tumbuhan pada tanaman sayuran, buah, dan tanaman pangan. Kita yang berada di daerah tropis sangat memungkinkan untuk mengembangkan pestisida organik, mengingat melimpah sumberkeragaman hayati di negara kita ini. Yang termasuk pestisida organik meliputi pestisida biologi dan pestisida nabati. Pestisida biologi ini bahan aktifnya berupa mikrobia yang digunakan untuk pengendalian hayati. Misalnya Bacillus thuringiensis yang mampu mengendalikan hama jenis ulat. Tricoderma koninggi untuk mengendalikan jamur akar karet dan layu pada cabe.
Pestisida nabati sekarang banyak dikembangkan, yaitu pestisida yang dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan atau produk tumbuhannya. Banyak tanaman yang mempunyai potensi sebagai pestisida nabati baik dari akarnya, batangnya, daunnya, bunganya bahkan buangan (limbah) dari produk yang telah diproses, misalnya limbah pabrik rokok dan jamu. Para peneliti telah banyak menguji tentang efektifitasnya antara lain daun kecubung, daun mimbo, daun serai, daun secang, umbi bawang putih, rimpang lempuyang gajah dan emprit dan sebagainya.
Menyadari praktek pola pembangunan pertanian masa lalu dengan masukan tinggi (penggunaan pupuk kimia dan obat berlebih) ternyata berdampak negatif luas pada kesehatan dan lingkungan, maka kita perlu mengembangkan pola masukan rendah (low input sustainable agriculture, LISA) dengan penggunaan pupuk organik, pupuk hayati dan obat-obatan organik, yang sehat dan ramah likungan.




Keunggulan dan Kekurangan Pestisida Nabati
Alam sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman. Memang ada kelebihan dan kekurangannya. Kira-kira ini kelebihan dan kekurangan pestisida nabati.
Kelebihan:
1. Degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari
2. Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian
3. Toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relative lebih aman pada manusia dan lingkungan
4. Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif
5. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia
6. Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
7. Meningkatkan kualitas produksi tanaman
8. Murah dan mudah dibuat oleh petani
Kelemahannya:
1. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
2. Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga)
3. Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
4. Kurang praktis
5. Tidak tahan disimpan

Fungsi dari Pestisida Nabati
Pestisida Nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat.
2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. Rasanya sangat tidak enak.
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.
4. Menghambat reproduksi serangga betina.
5. Racun syaraf.
6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga.
7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga.
8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri.

Bahan dan Cara Umum Pengolahan
• Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
• Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
• Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)



MIMBA (Azadirachta indica)
Mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.
Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.
AKAR TUBA (Deris eliptica)
Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).
TEMBAKAU
Senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

Contoh Pembuatan Pestisida Nabati
Ada dua cara mudah untuk membuat pestisida nabati, yaitu:
• Perendaman untuk menghasilkan produk ekstrak
• Penumbukan, pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk berupa pasta atau tepung
Berikut ini beberapa contoh pembuatan pestisida:
Ekstrak Nimba
OPT sasaran: wereng batang coklat, penggerek batang, dan nematode
Bahan dan alat:
• Air 1 liter
• Alcohol 70% 1 cc
• Biji nimbi 50 gr
• Penumbuk/penghalus
• Baskom/ember
• Sprayer
Cara membuat:
1. Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan alcohol
2. Encerkan dengan 1 liter air
3. Larutkan diendapkan semalam lalu disaring
4. Larutan siap diaplikasikan ke tanaman
5. Serangga akan mati setelah 2 – 3 hari

Ekstrak Daun Sirsak
OPT sasaran: wereng batang coklat
Bahan:
1. 50 lembar daun sirsak
2. Satu gemgam (100 gr) rimpang jaringau
3. Satu suing bawang putih
4. Sabun colek 20 gr
Cara membuat:
1. Daun sirsak, jaringau, dan bawang putih di haluskan
2. Seluruh bahan dicampur dan direndam dengan air selama 2 hari
3. Larutan disaring
4. Untuk aplikasi 1 liter larutan dicampur dengan 10 – 15 liter air
5. Larutan siap diaplikasikan
Ekstrak Sirtem (Sirih dan Tembakau)
OPT sasaran: Belalang dan ulat
Bahan:
1. 50 lembar daun sirsak
2. 5 lembar daun tembakau atau satu genggam tembakau
3. 20 liter air
4. 20 gr sabun colek/detergen
Cara membuat:
1. Daun sirsak dan daun tembakau ditumbuk halus
2. Bahan dicampur dengan air dan diaduk hingga rata
3. Bahan didiamkan selama satumalam
4. Larutan disaring kemudian diencerkan (ditambah dengan 50 – 60 air)
5. Larutan siap digunakan
Ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas, Serai)
OPT sasaran: hama/penyakit secara umum
Bahan:
1. 8 kg daun nimba
2. 6 kg lengkuas
3. 6 kg serai
4. 20 gr sabun colek /detergen
5. 20 liter air
Cara membuat:
1. Daun nimbi,lengkuas dan serai dihaluskan
2. Bahan yang telah halus dilarutkan dalam 20 liter air
3. Didiamkan selama satu malam
4. Larutan disaring dan diencerkan dengan 60 liter air
5. Larutan siap diaplikasikan untuk 1 ha lahan
Ekstrak Gatem (Gadung dan Tembakau)
OPT sasaran: wereng hijau, wereng batang coklat
Bahan:
1. 1 kg gadung
2. 1 ons tembakau
3. Air secukupnya
Cara membuat:
1. Gadung dikupas, dicuci dan diparut.
2. Hasil parutan ditamban dengan 3 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
3. Tembakau direndam dalam 2 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
4. Kedua bahan dicampur dan diaduk hingga tercampur merata
5. Bahan disaring
6. Ekstrak Gatem diencerkan dengan dosis 2 – 2.5 gelas untuk 1 tangki sprayer.

Ekstrak Gadung
OPT sasaran: walang sangit dan ulat-ulat hama padi
Bahan:
1. 1 kg gadung
2. Air secukupnya
Cara membuat:
1. Gadung dikupas, dicuci, dan diparut lalu diperas dengan kain bersih
2. Air perasan itulah yang mengandung racun dengan dosis 5 – 10 ml /liter air.
3. Kocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
4. Larutan disemprotkan ke lahan.
5. Serangga mati dalam 1 – 2 jam, ulat mati dalam 5 – 6 jam
Ekstrak Gatubrotemsi (Gadung, Tuba, Brotowali, Sirih)
OPT sasaran: ulat-ulat padi, walang sangit, dan kepinding tanah
Bahan:
1. 1 kg gadung
2. 1 ons tembakau
3. 1 potong akar tuba/jenu
4. 1 genggam daun sirih
Cara membuat:
1. Gadung dikupas, dicuci dan diparut
2. Tuba dan brotowali dipotong dan ditumbuk
3. Daun sirih diremas-remas dan ditambah dengan 3 liter air
4. Tembakau dipotong-potong dan ditumbuk
5. Semua bahan dicampur, dimasukkan ke dalam panci dan direbus hingga mendidih, didinginkan dan disaring.
6. Larutan siap digunakan dengan dosis 50-60 cc/tangki (14 liter).



DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2009. http://pestisida-organik.htm. verified at November 20th 2009.
Anonymous, 2009. http:// pestisida-alami.html. verified at November 22th 2009.
Anonymous. 2009. http://www.tanindo.com/manfaat pestisida-alami.htm. verified at November 22th 2009.
Anonymous. 2009. http://isroi.wordpress.com/2009/02/15/pestisida-nabati-wereng-1/. verified at 19 Desember 2009.

Read Users' Comments (0)